Senin, 16 Maret 2020

MAKANAN MUSLIM HALAL DI TOKYO

Bismillah.. Itadakimasu :D

Untuk kaum muslim yang terbiasa makan makanan halal yang berlimpah di Indonesia dan ketika mengunjungi negara mayoritas non muslim tentunya agak sulit mencari makanan halal. Salah satu negara favorit namun mayoritas non  muslim adalah Jepang.

Seminggu di Jepang sudah membawa persiapan daging rendang sebanyak 1/2 kg namun hanya bertahan selama 3 hari, untuk nasi putih kami membeli di Family Mart dan memanaskannya di microwave hotel. Namun, yang namanya traveling kami tetap hunting kuliner halal khas negeri sakura khususnya di wilayah Shinjuku dan Asakusa Tokyo. Berikut beberapa restoran yang sudah kami coba dan sudah memiliki sertifikasi halal loh..

1. Curry House CoCo Ichibanya Halal




Di Jepang ada banyak restoran CoCo Curry House, namun kalian harus jeli dan memastikan lagi ya ke petugas, karena ada beberapa restoran yang menjual makanan non halal. Lucky me, di Shinjuku dan dekat sekali dengan hotel kami menginap malam itu restoran CoCo Curry yang halal. Ketika memasuki restoran ini pertama kali di dinding sudah tertempel piagam sertifikasi halal dan dilayani oleh perempuan berjilbab yang ternyata mahasiswi Indonesia yang mendapat beasiswa kuliah keperawatan di Tokyo. Infonya pemilik restoran ini adalah warga muslim Jepang, chef-nya pun orang Jepang asli loh..

Sesuai namanya, makanan yang tersedia disini semuanya menu curry (kari) dengan aneka campuran daging maupun sayuran.

Porsi  nasi disini  bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita loh dan harganya disesuaikan. Buku menu dengan tulisan latin English namun di halaman brosur makanan ada bahasa Melayu loh..


Saya pesan menu Vegetable Curry with Chicken Cutlet, yakni sayuran dengan bumbu kari dengan potongan ayam fillet tepung. 

Rasa karinya seperti makan mie instant haha.. Ayamnya yaa biasa seperti ayam tepung pada umumnya, hangat karena baru digoreng sepertinya. Rasa kari sangat khas dan kuahnya kental dengan potongan sayuran seperti kentang, kacang panjang dan sayuran warna merah ini ntah apa. Satu porsi dihargai 1.201 yen (belum termasuk pajak 8%) dan free air putih yang sudah disediakan teko dan gelasnya disetiap meja. Makan nasi kari seperti ini jadi ingat kartun Sinchan yang suka sekali klo mama Misae masak seperti ini :D

Baca juga: Jalan-jalan di Shinjuku

2. Naritaya Halal Ramen

Restoran ramen ini cukup populer di kalangan warga Indonesia yang mau icip-icip ramen halal dan saya pun menemukannya dari referensi Google, akhirnya sampai juga dengan mengandalkan Google Maps untuk mencapai lokasi ini, walaupun sempet nyasar jauuuuuuh.. Restoran ini terletak di daerah Asakusa, dekat sekali dengan Sensoji Temple, sekitaran area di sebelah kanan pasar yang menuju temple.

Infonya pemilik resto ini orang Malaysia, namun petugas dan chef-nya ada yang orang Indonesia loh, biasa mahasiswi yang kerja paruh waktu sambil kuliah.

Menu makanan disini menjual aneka ramen dan makanan ringan ala Jepang. Setelah menimbang-nimbang saya memesan menu Naritaya Ramen Special dengan kuah origanal seharga 1.300 yen, penasaran mau icip ramen asli Jepang dengan rasa otentik.

Rasa kuahnya agak sedikit hambar sih (maklum terbiasa makan mecin) jadi saya tambahkan bubuk cabai dan ada bumbu makanan Jepang gitu ntah apa namanya yang sudah disediakan di meja.


Mie-nya enak beda dengan ramen yang biasa makan di Indonesia dan campuran ayam-nya juga nikmat, cocok sekali disantap dalam cuaca musim dingin.


Selain itu saya juga memesan fried dumpling yang rasa udang-nya berasa banget, yummy!
Restoran ini terdiri dari 2 lantai, seperti ruko tidak terlalu luas. Lantai pertama untuk bagian dapur dan area makan. Sedangkan lantai 2 ada area makan dan mini musholla, walaupun agak sempit hanya untuk satu orang namun sudah dilengkapi dengan peralatan solat lengkap dan tempat wudhu.

Alhamdulillah lumayan bisa sekalian jama solat :)

Baca juga: Jalan-jalan di Shibuya

3. Shinjukugyoen Ramen Ouka
Ramen Ouka termasuk yang paling populer di kalangan traveler muslim asal Indonesia loh.. Menemukan restoran ini cukup mudah, saya kemarin berjalan kaki mengangadalkan GPS dan Alhamdulillah sampai dan masih buka, kemarin sampai lokasi sekitar jam 9 malam.

Sebelum pintu masuk restoran ini sudah ada stand yang berisi info dan rules makan di restoran yang dilengkapi dengan beberapa bahasa, salah satunya bahasa Indonesia :)


Ada beberapa pilihan menu dari chicken ramen, vegetable hingga daging wagyu dengan harga yang beragam dan kalau di convert ke kurs rupiah lumayan mihil lah yhaaa~~


Kami cukup beruntung karena bisa makan disini tanpa antri, karena biasanya cukup antri maupun harus waiting list bahkan reservasi sebelumnya dan membayar secara online. Restoran ini memang tempatnya tidak terlalu besar sehingga hanya dapat menampung sedikit tamu saja. Ketika dipersilakan masuk oleh mbak-nya yang ternyata mahasiswi di Jepang dan ternyata orang Depok (lah mbak sekampung kita haha..) memang kebiasaan orang Jepang setelah makan langsung pergi paling hanya memakan waktu 15 menit jadi ga masalah kalau lokasinya kecil karena customer datang silih berganti, beda sama orang kita yang kalau makan gosip dan bersosialisasi dulu sehingga menghabiskan waktu lebih lama.. :D


Akhirnya setelah memilih menu saya pesan dinner set chicken ramen yang porsinya satu set teridiri dari appetizer, main course dan dessert. 
Appetizer terdiri dari bola daging ayam yang rasanya mirip sate ayam dan bisa dicelup ke bumbunya. Dan welcome drink saya pilih orange juice.


Main course terdiri dari nasi putih, ramen, dan chicken. Kenapa pakai nasi? Kata mbaknya ini seperti tradisi kuno Jepang dahulu kalau makan ramen biasanya kuah yg tersisa di makan bersama nasi, cmiiw yaa.. Dan potongan ayam ini juga enak, seperti ayam bakar.

Setelah selesai makan, dessert berupa kue mochi rasa pisang, tp ga kefoto huhu.. Bentuknya bulat putih kecil seperti mochi biasa, tapi ini mochi terenak yang pernah saya makan :')

Ketika sudah selesai makan, diberikan minuman yang katanya ginseng atau jahe dari Amerika gitu pokoknya minuman tradisonal untuk meningkatkan kesehatan juga. Setelah selesai semua diberikan kenang-kenangan berupa kartu berisi tulisan Jepang berisi nama kita loh..


Saya sempat nanya ke mbaknya, kenapa ya makanan halal di Jepang mahal-mahal dibandingkan makanan biasa? Infonya karena untuk makanan halal beberapa bahan baku ada yang dibuat sendiri maupun menanam sendiri, untuk daging juga bekerjasama dengan pemotongan hewan yang sesuai syariat Islam, ditambah lagi biaya sertifikasi yang mahal juga, ohh gituu..

Pemilik restoran ini bernama Megumi yang ramah sekali dan bisa bahasa Indonesia sedikit-sedikit dan ramah sekali. Ketika pulang dari sini kami memesan taksi kembali ke hotel dan dipesankan oleh staf restoran, dan ternyata modem terjatuh di taksi dan kami komunikasi minta tolong ke Megumi melalui instagram @ramen.ouka_shinjuku dan Megumi sebagai admin baik sekali, beliau membantu menginformasikan kode taksi beserta no telponnya. Sampai ketemu lagi yaa Megumi dan Ramen Ouka :)

ALTERNATIF MAKANAN DI TOKYO DISNEYLAND

Di Tokyo Disneyland memang belum ada restoran yang menjual dengan sertifikasi halal, namun dari internet saya mendapatkan info restoran yang tidak menjual makanan yang di haramkan namun tidak ada label halal ya, ini hanya sebagai alternatif saja, saran saya baiknya bawa bekal saja biar lebih terjamin.

Saya akhirnya membeli makan di restoran Pizza Captain Hook's Galley di wilayah Tomorrow Land dan memesan paket vegetarian pizza dan orange juice.


Pilihan kembali ke prinsip masing-masing yaa.. :)

Baca juga:
Seharian di Tokyo Dinesyland

2 komentar:

  1. Terimakasih, Sangat membantu saya memahami memilih makanan halalan thayyiban. Semoga menjadi amal sholeh buat penulis.

    BalasHapus