Kamis, 11 Juni 2020

WISATA RAMAH MUSLIM DI HAT YAI, SONGKLA, THAILAND

Berkunjung ke kota Hat Yai dan Songkla, di Provinsi Songkla, Thailand bagian selatan (dekat dengan perbatasan dengan Malaysia) rasanya sangat berbeda sekali dengan hiruk pikuk di Bangkok, ibukota negara Thailand. Setelah sebelumnya sempat liburan di sekitaran Bangkok dan Pattaya bebetapa waktu yg lalu dan merasakan gemerlapnya ibu kota dan wisata duniawi di Thailand (tentunya menyempatkan diri menonton lady boy show di Alcazar hehe..) wisata di Hat Yai ini terasa berbeda sekali. Ya, Hat Yai merupakan wilayah yang dihuni oleh masyarakat muslim di Thailand. Oh yaa jarak dari kota Hat Yai ke kota Songkla sekitar 30 km yaa..

Patung kepala Naga, Merlion ala Hat Yai~

Beberapa bulan lalu sebelum liburan ke Jepang, gw liburan seminggu road trip dari Singapore - Malaysia dan Thailand bareng kedua orang tua, yaa liburan ini memang ga direncakan sebelumnya mengingat kedua ortu sering banget kode mau liat Merlion sekaligus KLCC dan gw memutuskan untuk pakai jasa travel, secara ngajak ortu kan ga mungkin lah gw ajak berpetualang seperti liburan yang sudah-sudah, kali ini gw mau terima beres dan duduk manis jadi turis. Kalau ke Singapore dan Malaysia memang sudah pernah sebelumnya dan gw ga begitu interest, jadi cuma kaya liburan nostalgia aja, tapi ketika melihat destinasi ke Hat Yai, gw interest banget, secara kapan lagi liat peradaban muslim di Thailand. 

Masya Allah, Alhamdulillah..

Sebelumnya gw udah pernah denger tentang Hat Yai ketika sebelumnya menginap di Song Thai Hotel, pemiliknya muslim Thailand dan dia cerita kalau kampungnya di Hat Yai yang banyak muslim gitu. Hai Mak Cik, akhirnya ku sampai di kampung mu nih~


Perjalanan menuju Hat Yai ditempuh dengan perjalanan darat dari Malaysia. Jarak dari Kuala Lumpur ke check point perbatasan Malaysia - Thailand sekitar 8 jam menggunakan bus malam, tapi ga berasa kok secara gw tidur sepanjang perjalanan dan sampai di check point subuh, sebelumnya kita sholat di masjid dekat perbatasan dulu di daerah Bukit Kayu Hitam. Jadi kita akan melewati 2 imigrasi yaitu imigrasi Malaysia di Bukit Kayu Hitam, setelah cap kemudian naik bus lagi menuju ke imigrasi Thailand di Sadao, jaraknya dekat hanya 5 menit. Suasana check point disini tidak terlalu ramai seperti perbatasan Johor-Woodland, Singapore. Gedungnya pun relatif kecil seperti terminal bus biasa, karena pagi hari sampai sini jadi petugasnya pun hanya membuka beberapa konter saja, setelah cap imigrasi proses dan antri sekitar 30 menitan, akhirnya kita berkendara lagi hanya sekitar 15 menit sudah masuk ke kota Hat Yai dan segera sarapan di pasar Hat Yai.

Thai tea, my luv.. <3

Waaaah pengalaman yang asik banget bisa sarapan jajanan tradisional masyarakat Hat Yai, menunya ga beda jauh seperti di Malaysia dan Indonesia, ada nasi lemak, kue-kue, dimsum, tom yum, mango sticky rice kesukaan, durian dan tentunya Thai Tea yang emang sedap banget beda rasanya kaya beli di Indonesia, enaaaak!

Info dari guide, jarak dari Hat Yai ke Bangkok sekitar 15 jam atau bisa naik pesawat sekitar 1 jam. Yaa, memang lebih dekat menuju Hat Yai via darat Malaysia.


Selama 2 hari di Hat Yai, menurut gw tidak sulit menemukan makanan halal, mudah dicirikan dengan penjual yang memakai hijab maupun ada lambang tulisan halal, sungguh lebih mudah menemukan makanan halal di sini daripada di Bangkok. Street food di Hat Yai kebanyakan seperti seafood maupun sosis goreng dan bakar, aneka jus, buah jambu yang khas disana dan tentunya Thai Tea dengan rasa otentik asli Thailand. Bahkan ketika mau jajan, penjualnya dengan ramah bilang kalau makanan dia non halal, dan memberitahu jualan temannya yg muslim, Masya Allah yaaa baik banget.


Masyarakat wanita di Hat Yai sudah banyak yang memakai hijab dan sepanjang jalan cukup mudah menemukan masjid. Namun yang paling besar adalah The Central Mosque of Songkla, yang di depan masjid ini ada kolam pemandian dengan pemandangan yang indah.

Kolam depan masjid

Penduduk Hat Yai memakai bahasa sehari-hari bahasa Patani Melayu, sesekali terdengar seperti bahasa Melayu namun beda seperti Melayu di Malaysia.

Untuk transportasi disini banyak terdapat tuk-tuk yang dapat disewa maupun Songthew sejenis angkot kalau disana dengan tarif murah.

Songthew

Pada malam hari acara bebas, bareng rombongan lainnya kita sewa Songthew buat jalan-jalan ke Pasar Asean dan Mall di Hat Yai, harganya sesuai kesepakatan tawar menawar hehe..


Walaupun di Hat Yai memang mayoritas Muslim, namun dengan kepercayaan lainnya hidup berdampingan juga, tempat wisata seperti Sleeping Buddha juga ada disini. Dan tentunya ketika di pusat perbelanjaan kami juga ketemu sm banci Thailand loh. salah satunya mau diajak foto bareng dan dia baik mau diajak ngobrol, becanda bahkan mau di minta tolong buat fotoin kita, yaa walaupun jumlah yang terlihat ga sebanyak di Bangkok atau Pattaya yaa :D
Lebih mulus dia yaa daripada kita, kenceng yaa perawatannya ~

Hat Yai cocok untuk destinasi wisata kamu yang anti mainstream, secara banyak yang tujuannya kalau ke Thailand pastinya ke Bangkok. Di Hat Yai, rasanya tenang dan tidak terlalu ramai dan tentunya makanannya enak-enak, sempet ngobrol dengan rombongan turis dari Malaysia dan secara berkala mereka sering ke Hat Yai cuma untuk kulineran aja, sejauh ini kulinernya cucok sama lidah gw sih, bolehlah kapan-kapan balik kesini untuk jajan, kalau untuk belanja fashion tetep yang juara di Chatuchak di Bangkok, disini harganya agak mahal sedikit kalau di bandingkan di Bangkok :)