Rabu, 27 Mei 2020

JALAN-JALAN, BELANJA DAN FREE HUG DI SHIBUYA (SHIBUYA CROSSING, HACHIKO STATUE)

Perjalanan dari Shinjuku menuju Shibuya kalau liat di Google Maps bisa jalan kaki 15 menit, tapi kita lebih memilih naik kereta JR jalur Yamanote Line atau Saikyo Line seharga 160 yen, deket sih cuma 2 stasiun aja :D


Pertama-tama yang di tuju ketika sampai Stasiun Shibuya adalah...

Hachiko Statue




Yuhuuu.. Alhamdulillah, Mission completed! January 2020.

Pasti kebanyakan orangn yg ke Shibuya menyempatkan kesini dan udah pada tau kan tentang cerita Hachiko, seekor anjing yang setia banget nungguin tuan-nya yang sering ia jemput tiap sore disini dan terus menunggu padahal tuan-nya sudah meninggal :(

Hachiko KW, Juli 2018

Pas kesini tuh berasa "oh oke nyampe juga gue foto sama Hachiko yang asli" setelah sebelumnya foto sama Hachiko KW di theme park di Jawa Timur haha, mirip dan orang-orang pada nyangka fotonya beneran di Jepun, padahal mah..

Suasana menuju Hachiko Statue setelah keluar stasiun Shibuya

Untuk menuju patung Hachiko, mudah banget. Gimana? Yaa tinggal keluar stasiun nanti ada petunjuk kok keluar melalui pintu stasiun yang mana (ada kodenya dan keterangan Hachiko Gate) trus jalan ke arah kiri nanti juga keliatan orang pada rame antri foto-foto :D

Puas antri dan foto-foto bareng Hachiko, lalu kita menuju ke arah kanan yaitu ke...
Shibuya Crossing


Yap, Shibuya Crossing merupakan persimpangan jalan yang paling ramai orang menyebrang di Tokyo (bahkan di dunia ya?) Bahkan gue sampai 5 kali bolak-balik nyebrang dari yang awalnya pengen tau gimana rasanya nyebrang disini (pengaruh film Tokyo Drift juga sih~) sampai bikin vlog ala-ala dan emang beneran mau ke sebrang jalan.

Untuk kalian yang mau merokok di arah Starbuck ada smoking area ya, dan kalau kesini sempatkan untuk ngopi di Starbuck lantai atas maupun kedai cake, view-nya orang lalu lalang gitu, lumayan buat konten :D

Ngemil santai sore ~

Trus kalau mau belanja coba liat di sekitar nanti ada gedung yang tulisannya

Shibuya 109
Di sekitaran Shibuya 109 banyak pertokoan yang menjual aneka produk fashion lokal maupun brand-brand internasional maupun kulineran, di sekitar sini juga kalau kalian pecinta Disney bisa ke Disney Store ya!
 Disney Store!

 Boneka Mickey Mouse aslinya sebesar anak SD

Lagi awal pandemi Corona, use your mask yha~

Di Shibuya sini ketika berkunjung ke toko sepatu Onitsuka Tiger ternyata mas-mas pramuniaga-nya orang Indonesia lulusan Sastra Jepang Binus, gue tanya dong ngapain mas jauh-jauh ke Jepang ibaratnya jaga toko gini, katanya daripada di Indonesia skill bahasa Jepang-nya ga kepakai mending kerja disini, oke sip!

Pengen cari oleh-oleh dan snack ala Jepun? Cus cari di..

Mega Donki
Toserba serba ada kalau kamu mau cari kit-kat, almond, matcha, bahkan cemilan Chocobi ala Sinchan ada! Kosmetik dan printilan-printilan. Yhaaa khilap deh banyak jajan disini :D



Ga terasa jalan-jalan, jajan, makan dan belanja di Shibuya udah malam aja yaa, ketika berjalan kembali ke stasiun Shibuya kita melihat 3 orang mas-mas Jepang bawa tulisan Free Hug, haa apa nih?

Free Hug di Shibuya

Jadi memang pernah baca di beberapa kota di luar negeri ada kampanye free hug walaupun dengan orang ga di kenal, tujuannya biar orang lain merasa bahagia, dan ketika nanya-nanya sama mereka katanya mereka mau make friends, unch baik banget qaqa~

Free hug!

Setelah ragu akhirnya coba juga ahh..
Kapan lagi yekan malam minggu, dingin lagi winter di peluk sama mas-mas cakep, just kidding :D


Baca juga: Jalan-jalan di Shinjuku

Senin, 18 Mei 2020

REVIEW SUKA-SUKI MARISA: PESAN MORAL DARI DRAMA KOREA A WORLD OF MARRIED COUPLE (SPOILER ALERT)

Sumber gambar di sini

Oke, ini kali pertama gw review film, WFH gini jadi banyak ide-ide mau review drakor lah, komik lah, game lah, yaudah coba dulu deh review pertama ini ya. Perlu diketahui review ini ala-ala gue yaa, suka suki gue ya karena ini berdasarkan pandangan gue yang dipengaruhi sama komentar netizen di kehidupan gue juga dan gambarnya capture-an sambil nonton di HP, enjoy!

Akhir-akhir ini lagi happening banget drama korea (drakor) A World of Married Couple, atau banyak yang nyebut drama pelakor :D
Hal-hal yang berbau perselingkuhan maupun pelakor sepertinya lagi laku di pasaran untuk di bahas yaaa, dari cerita sehari-hari, artis sampai sinetron, rame yang bahas apalagi emak-emak..

Sebagai golongan manusia yang bukan pecinta Korea, seumur-umur baru nonton drakor cuma Full House jaman SMP karena terkenal banget jaman dulu sama Emergency Couple jaman kuliah itu juga karena ceritanya tentang medis jadi jiwa nakes-nya merasa terpanggil aja gitu, cie..

Dikarenakan orang-orang dari segala macem geng, grup WA, sosmed pada bahas ini drakor dan merekomendasikan katanya ceritanya bagus banget, jiwa kepo gw pun penasaran. Akhirnya nanya sana sini baru tau kalau mau nonton drakor di aplikasi VIU segala bisa juga di telegram kalau mau pas baru tayang. Hemm sebagai newbie akhirnya nonton episode 1 dulu di Viu (waktu itu udah on going episode 6), dan ternyata episode 1 aja udah bikin emosi yaa, penasaran, akhirnya ikutin sampe tamat di espisode 16.

Drakor ini infonya adaptasi dari serial TV BBC di Inggris yang berjudul Dokter Foster, menceritakan tentang bu dokter Ji Sun Woo yang punya suami ganteng seorang sutradara Lee Tae Oh dan punya anak yang ganteng namanya Lee Joon Young. Awalnya kehidupannya terlihat sempurnya, dari segi ekonomi termasuk tajir, suami dan anak ganteng, karir oke selain sebagai dokter juga sebagai direktur muda di rumah sakit. Tapi kehidupan dia mendadak berubah karena suaminya ketahuan selingkuh dengan Yeo Da Kyung, pelakor yang cantik dan dari keluarga kaya raya. Apalagi drama ternyata teman-teman dr. Ji tau kelakuan suaminya selingkuh dan menutupinya juga. Awalnya masalah tentang rumah tangga yang di ganggu pelakor, tapi semakin berjalannya episode konfliknya jadi semakin berkembang seperti dr. Ji yang sakit hati balas dendam selingkuh dengan Je Hyuk  seorang akuntan untuk mengetahui harta suaminya, yang juga tetangganya sendiri plus suami temannya sendiri si Ye Rim. Kalau mau tau ceritanya banyak di internet kok, gw ga mau bahas jalur ceritanya, hehe..


Cerita film ini tuh seru banget, berasa kaya kita mau ikut membantu memecahkan masalah karakter di drakor ini, sekaligus jadi lawyer dadakan, bahkan financial advisor juga. Sekali lagi, issue perselingkuhan ternyata bukan yang hal utama ya seiring berjalannya episode drama. Akhirnya sabtu lalu, 16 Mei 2020 sampai juga di penghujung episode, netizen yang penasaran pun pengen segera nonton episode pamungkas, secara di episode 15 tuh deg-deg-an banget. Dan untuk pertama kalinya, gue baru tau ada nobar online di IG Live selebgram Indonesia yang lagi di Korea, dia online IG Live sambil terjemah online dong via suara dan komen. Seru banget berasa nobar rame-rame dan sambil gibah di komen :D

Tapi yaa episode pamungkas ini menurut gw endingnya kentang (kena tanggung, nanggung) banget, setiap episode plot twist dan deg-deg-annya kadang melebihi nonton film horror pas liat ending-nya, Lah gini doang? Trus yang kesel ternyata bukan gue doang tapi mayoritas netizen hahaha, daripada kesel sendiri yaa, gue pengen merangkun beberapa hal yang bisa diambil pelajaran dari drakor ini, ini semua menurut gw ya, berbeda pendapat boleh :D

- Ketika dr. Ji merasa kehidupan pernikahannya sempurna, sebenernya dia ga menyadari yaa kalau hidupnya sudah terlalu sibuk, pulang malam, anaknya sendirian pulang sekolah, suaminya berasa teridimidasi karena lebih sukses istrinya sehingga jenuh dan mencari hiburan dengan perselingkuhan. Ketemu keluarga hanya malam hari, jadi tanpa sadar anaknya lebih dekat sama ayahnya dan suaminya kurang perhatian. Walaupun she's good in bed and kitchen yaaa, tapi udah ketemu malem, pagi pergi lagi ngantor seperti biasa, tanpa sadar komunikasinya buruk

- Tae Oh, merasa teridimidasi karena istrinya lebih kaya daripada dia, mestinya dia memantaskan diri juga ya atau saling support juga dengan istri, ini alih-alih selingkuh sampai kebablasan dan hamil.

- Da Kyung masih muda, pintar dan kaya malah kena sama pesona lelaki beristri, mestinya udah tau ada godaan dunia gitu, udah skip aja, ini malah keterusan sampai hamil. Meuni PD banget yaa ketauan hamilnya ketika diperiksa sama dr. Ji 

- Dr. Ji keren memang merencakan perceraiannya dengan mulus banget agar ia mendapat rumah, harta dan hak asuh anak, gerakan bawah tanah dengan bantuan lawyer dan investigasi akuntan untuk mengetahui aset Tae Oh. Tapi caranya salah juga sih, kenapa harus bobo bareng juga, walaupun iya buat bales dendam, tapi gw ga suka nih bagian ini :(

- Trauma paska pernikahan memang nyata adanya~

- Perceraian yang terjadi memang sudah terjadi secara hukum tapi ternyata bukan berarti cerai secara hati ya. Walaupun udah 2 tahun cerai, ternyata dr. Ji dan Tae Oh masih ada "ikatan" secara batin. Pada poin ini gue jadi mikir, kalo misalnya pengen nikah sama yang sudah pernah menikah baiknya dipastikan dulu dia sudah berdamai dengan masa lalunya atau belum, penting untuk diperhatikan daripada jadi bala dikemudian hari.


- Perceraian memang yang menjadi korban anak ya. Terlihat dari cerita kalau akibat perceraian anaknya menjadi kleptomania dan menjadi tertutup dengan orang-orang sekitarnya.

- Pada kasus Da Kyung vs Joon Young, menikah sama duda apalagi yang punya anak perlu dipikirkan lagi side effect kedepannya ya, apakah kita siap juga sebagai ibu sambung?

- Kehidupan Da Kyung setelah menjadi pelakor mungkin beberapa saat akan bahagia karena mendapatkan orang yang disayang, tapi kehidupan setelahnya akan lebih berat ya

- Perjanjian Pra Nikah dan pisah harta ternyata cukup penting yaa apalagi untuk profesi tertentu dan yang emang udah kaya dari sebelum nikah apalagi gara-gara drakor ini sosmed financial advisor aja jadi bahas, lumayan buat ilmu :D

- Financial literacy dan keterbukaan keuangan dalam berumah tangga memang penting, di drama ini dr. Ji yang terlalu sibuk memercayakan keuangan kepada suaminya dan ketika di usut ternyata asuransi anaknya sudah dicairkan suaminya dan pinjaman uang ke bank dengan jaminan rumah tempat tinggal mereka plus sudah bebera bulan nunggak dan ternyata perusahaan suaminya otw bangkrut. Duitnya kemana? Yaa buat jajanin pelakorlah..

- Istri lebih sukses daripada suami gapapa, selama dapat dikomunikasikan dengan baik dan suaminya mau berbesar hati. Tapi lagi-lagi ada peran ego lelaki disini, hemm..

- Kalau dari sisi pasangan tetangga Je Hyuk dan Ye Rim yang selama menikah suaminya ga mau punya anak karena menganggap punya anak merepotkan sedangkan istrinya mau punya anak, konflik baru juga, kenapa ga di bahas dari sebelum nikah ya? Jadi setelah nikah ga berantem hal yang sama. Trus ternnyata suaminya "suka jajan" dan udah ketauan berkali-kali hingga akhirnya cerai, tapi ketika cerai suaminya minta balikan lagi, dikasih kesempatan kedua ternyata Ye Rim tetep insecure takut suaminya selingkuh lagi, poin-nya kepercayaan dalam suatu hubungan memang yang utama ya, kalau kamu terlalu insecure, berarti bisa termasuk toxic relationship.


Kemudian diceritakan mereka ga jadi bersatu, Ye Rim di masa depan dapat melanjutkan hubungannya dengan baik dan suaminya sama perempuan lain. 


Kisah mereka emang bikin hati ngilu, tapi yaa realistis :)

- Hubungan pacaran Park In Kyu dan Min Hyeon Seo juga salah satu contoh toxic relationship dari jaman pacaran, si Min udah sering dipukulin dan kekerasan fisik sama si In Kyu tapi tetap aja balikan karena masih cinta dan kasian, bucin boleh bego jangan yah..

- Dr. Sol salah satu teman dr. Ji yang muka dua kasian juga sih, doi ambisius banget buat gantiin posisi dr. Ji sebagai direktur muda tapi ga boleh sama direktur karena alasan dia belum menikah dan jadinya bahas kesetaraan gender deh..


- Romansa dr. Ji sama dr. Kim, rekan sejawat psikiater di RS yang ternyata duda tanpa anak, kalo dilihat dari body languange dan perhatian dr. Kim sepertinya naksir dr, Ji, apalagi ada beberapa scene yang emg dr. Kim sweet banget, tapi memang yaa cinta ga bisa dipaksakan, sampai episode akhir pun mereka menjalani hidup masing-masing. Btw, yang bikin spoiler yang bilang dr, Kim adek tirinya dr, Ji sapa nih? Ga terbukti kan :D

- Jadi ingat quotenya Johnny Depp yang ini:

Tae Oh jaman nikah sama dr, Ji milih si pelakor, udah nikah sama si pelakor selingkuh sama dr. Ji pusing ah.. Emang ga pernah puas you yaa..

- Katanya laki kalau sekali selingkuh akan selingkuh lagi, penyakit gitu klo kata teman-teman mamak-mamak~

 Nah kan..

Gambar nemu di Twitter.

- Intinya yaa, keterbukaan dan komunikasi dalam suatu relationship (apalagi kalau sudah menikah) itu penting ya. Karena banyak pasangan (dari yang gw baca-baca sama nontonin live ig, tapi gatau juga yaa, kan gw blom nikah jadi gatau he hee.,) banyak pasangan yang divorce dari segi psikologis karena jarangnya interaksi dan komunikasi yang mendalam hanya menikah secara legal dan bertahan karena faktor selain perasaan. Semoga kita semua dijauhkan dari hal semacam ini yaaa..

- Setelah melihat ending-nya yang "begitu doang" berasa nyesel nonton drakor ini kalau di kumpulin waktunya mendingan buat ngaji dan beribadah selama Ramadhan, tapi makasih buat beberapa pesan moralnya yang bisa nambah bekal di kehidupan pernikahan nanti.

Iseng, gw bikin sesi tanya di ig story dan beberapa netijen berpendapat seperti ini:



Oke sekian yaa, beberapa hal ini beberapa emang udah bahas bareng teman-teman, pengen share di sosmed tapi kayanya kepanjangan jadi share disini aja biar bisa ngetik banyak, haha..

Btw, pantes yaa katanya drakor salah satu industri yang emang katanya di bentuk di Korea, sebagai orang awam, gara-gara drakor jadi pengen ke Korea kan, gw aja sampe browsing tentang budaya di Korea, letak lokasi syutingnya dimana, tata cara makan bahkan adat istiadat disana. Pantesan teman-teman yang suka drakor dan k-pop pada begitu, hemm.. Qadarullah, sebelumnya gw emang kebetulan udah rencana mau ke Korea menjelang akhir tahun ini yaa, dengan cita-cita luhur mau ke Nami Island foto di antara pohon yang daunnya warna oren doang trus yauda begitu doang tanpa tau mau kemana lagi (pengen ke Jeju sih tapi jauh banget ternyata dari bandara), secara gue gatau ada apa lagi di Korea yang happening haha.. Semoga Corona cepat kelar yaa dan tiket pesawatnya ga angus, bisa di re-schedule, Aamiin..

Anyway makasi yang udah mau baca sampai kalimat ini ya, maapin kalo unfaedah :)


This entry was posted in

Rabu, 13 Mei 2020

PENITIPAN KOPER DI STASIUN SHINJUKU

Ketika ingin melanjutkan perjalanan ke Kawaguchiko dan hotel sudah dipesan untuk bermalam disana, salah satu problem adalah males banget bawa koper. Akhirnya setelah mencari info apakah di hotel Shinjuku bisa titip koper semalam ternyata tidak bisa dan cari penitipan di sekitar pertokoan Shinjuku area ga menemukan yang bisa titip koper menginap, yaudah pasrah ngide dan optimis "Nanti biasanya ada kok penitipan di stasiun". Secara logika harusnya memang ada tapi kita ga tau lokasinya dimana, sudah berusaha nyari info di blog orang kok ga nemu yaa jadi modal nekat go show aja :D

Baca juga: Cara Membuat Visa Waiver ke Jepang

Musafir harus selalu pake masker yaa, secara liburan lagi jaman awal Corona :(

Gara-gara ga nemu info lengkap di blog orang, akhirnya gw jadi niat nanti masu share di blog aja kali aja nanti ada traveler lain yang butuh kan, enjoy reading ya!

Penitipan kopernya di sebelah kanan ini yaa..

Baca juga: Jalan-jalan di Shinjuku

Setelah bawa gembolan dan ribet sepanjang jalan dari hotel menuju stasiun Shinjuku akhirnya sampai juga dan kita nyari petugas yang bisa ditanyain pakai bahasa Inggris (secara kemampuan bahasa Jepang gw cuma Arigato, Moshi-moshi dan Konichiwa aja, hiks..) tapi karena ga nemu petugas akhirnya kami mencar cari lokasi loker.

Sepertinya 24 jam tidak cukup di Jepang~

Alhamdulillah di sebelah (kayanya) pintu masuk utama, bacaannya NEW SOUTH C, kelihatan sebuah ruangan penitipan koper, seneng dong. Pas nyampe sana zonk, tinggal tersisa satu loker untuk ukuran koper 24 inch saja, hanya cukup untuk satu orang saja sedangkan kami bertiga.


Jadi, di dalam ruangan ini ada tiga ukuran loker yaa, yang kecil seperti muat hanya untuk ransel, ukuran sedang untuk koper kabin, dan ukuran besar untuk koper 24 inch. Masing-masing ukuran berbeda pula biaya sewanya ya. Loker yang sudah terisi akan ada indikator warna merah, dan yang masih kosong indikator warna hijau.


Akhirnya gw keliling lagi dan nemu petugas dan diarahkan ke basement. Jadi, dari pintu utama tadi ga jauh dari situ ada eskalator turun, lalu di bawah tinggal lihat ke arah kiri ada penitipan koper yang cukup luas, dan beruntung masih banyak yang kosong, jadi bebas pilih yang mana aja sesuka hati. Karena koper yang mau gw titip ukuran 24 inch biaya 700 yen per hari (24 jam), kita masukin uang (boleh koin uang pas atau uang kertas 1000 yen nanti otomatis keluar kembalian koin), masukin uangnya di bolongan kecil samping lokernya tapi bisa juga kalau kamu punya kartu Suica tinggal tap aja, nanti kalau sudah akan keluar struk dan pintu loker akan tutup otomatis tidak bisa di buka, jangan lupa diingat yaa nomor loker kalian berapa dan disimpan struknya.

Pengambilan Koper
Esok harinya mau ambil koper lagi, karena sudah lewat dari 24 jam maka kena charge satu hari tambahan, ketika mau ambil koper caranya:
1. Scan barcode yang ada di struk
2. Masukan uang, dan tunggu kembalian (kalau pakai uang kertas)
3. Klik, lokernya pun terbuka
4. Ambil koper
5. Pulang :D

Tutorial ada di video di bawah ini

Mudah kan? Yaa emang semudah itu, cuma pusing nyari lokasinya aja kalau untuk pertama kali.

Jadi, kan kita nitip koper dengan maksud mau naik bus ke Kawaguchiko yaa, lokasi terminal ada di bagian atas stasiun, dan ketika menuju keatas, ternyata berderet banyak loker koper, huft..

Jadi, sejauh yang ku lihat di Stasiun Shinjuku ini ada 3 lokasi penitipan koper:
1. Di dekat pintu NEW SOUTH C
2. Basement
3. Lantai atas yang menuju terminal

Semoga bermanfaat yaa :)

REVIEW HOTEL DI SHINJUKU (APA GROUP HOTEL DAN E-HOTEL SHINJUKU)

Sebagai orang awam yang ingin berpergian ke tempat wisata yang belum pernah kita datengin dan tema liburan kali ini adalah Liburan Santuy jadi kita ga mau sengsara (tapi sesuai kemampuan dan budget) selama liburan, cukup susahnya pas nabung dan nahan jajan sebelum kesini, jadi kami memutuskan nginep di hotel aja dan ada beberapa pertimbangan dalam memilih hotel, mungkin sekalian bisa dijadikan tips yaa:
1. Lokasi harus dekat dengan stasiun, dengan pertimbangan mudah akses transportasi maupun menghemat budget untuk ongkos
2. Dekat dengan tempat wisata jadi tinggal jalan kaki, sekali lagi, lebih hemat beb..
3. Fasilitas. Selama liburan di Jepang ini gw emang sengaja pilih hotel, bukan home stay maupun kapsul. Karena bawaan banyak yaa agak rempong kalau di kapsul, dan baca-baca home stay airbnb gitu suka zonk dan jauh masuk-masuk gang, jadi cari aman pilih hotel aja dengan sebelumnya membaca review yang baik yaa..
4. Cek apakah ada public pantry? Yaa minimal ada microwave lumayan buat manasin bekal rendang dan nasi putih yang beli di minimarket :D


Selama seminggu di Jepang kami menginap di 4 hotel yang berbeda, 3 di Shinjuku dan 1 di Kawaguchiko. Untuk di Shinjuku sendiri kami menginap di 3 hotel yang jaraknya berdekatan. Kenapa pindah-pindah? Karena kata teman takut zonk kalau beli sekaligus seminggu, tapi sebenernya alasan utama adalah karena promo sih, ada promo hotel di Traveloka tapi diskonnya banyak kalau pesennya per malam jadi yaa kami beli satu-satu aja beda akun, kebetulan pas malam besokannya udah abis jadi yaa cari hotel tetangga :D

Baca juga: Itinerary Liburan Marisa di Jepang

Untuk range harga, ketiga hotel ini rate per malam sekitar Rp 800.000 - Rp 1.800.000 tergantung pada hari apa kalian menginapnya yaa..

1. APA Hotel Shinjuku Kabukicho Tower (9/10)

Pengalaman pertama memang selalu terkenang. Malam pertama di Tokyo menginap disini, lokasinya dekat dengan stasiun Shinjuku, yaa jalan kaki 15 menit ga begitu berasa sambil liatin suasana kota, apalagi buat yang belum pernah kesini. Lokasinya sebelah Toho Cinemas, deket pusat perbelanjaan, makanan halal ada juga. Hotel ini ada 28 lantai dan di rooftop ada FREE ONSEN! Fasilitas ini  ga ada tertera di aplikasi ketika pesan dan fasilitas onsen ini emang yang paling juara, kapan lagi onsen-an dari rooftop dan gratis hahaha.. Review onsen baca di sini yaa..

Untuk check in setelah lapor ke resepsionis dan memperlihatkan kertas reservasi (baiknya di print yaa) dan menunjukkan passport nanti kita di kasih kartu dan self check in di mesin seperti ini, nanti keluar kertas deh yang menunjukkan kamar nomor berapa dan kartu ini buat akses pintu masuk kamar dan lift yaa..


Dan ketika check out juga kartu hotelnya tinggal dimasukin ke mesin yang berbeda seperti ini, tinggal cemplungin aja..

Oh yaa karena pesan kamarnya untuk 2 orang maka harus 2 orang yang masuk kamar, tidak boleh ada tambahan orang, jika bertiga akan di kenakan biaya tambahan extra bed (tapi kamar sempit kayanya ga muat juga). Dan yang menginap namanya harus sesuai dengan yang ada di reservasi dan passport. Passport teman kita yang menginap sekamar bareng juga disertakan yaa.. Kebiasaan di Indonesia mesen kamar hotel satu tp yang masuk se-geng jangan dibawa kesini yaa :p

Kamar disini kecil namun cukup nyaman, dilengkapi TV LCD yang cukup besar, wifi, kasur untuk 2 orang yang empuk plus batal dan selimut hangat. Ada mini kulkas, teko listrik, kamar mandi yang di lengkapi dengan bathtub lumayan buat berendam setelah lelah beraktivitas :)


Toiletries juga lengkap, untuk sabun dan shampoo memang yang share berukuran besar yaaa, wajib cobain samponya, enak banget setelah keramas rambut jadi halus dan mudah diatur, berasa mau nanyain ini merk apa sampo-nya trus beli bahkan kepikiran naro di botol, tapi ga punya botol kosong hahaa.. Toiletris dilengkapi juga dengan handuk sekali pakai, ikat rambut, alat pencukur, sikat gigi, odol, tusuk gigi, cotton bud, slippers dan tentunya ada handuk kain, kimono plus sendal kulit yang buat dipakai ke tempat onsen loh..

Untuk bevarages sudah di lengkapi juga dengan kopi dan matcha sachetan dan sudah ada teko listrik juga dan 2 botol air mineral tiap harinya. Microwave dan es batu ada di lantai 28, sebelah onsen. Oh yaa sebrang pintu hotel ini ada Family Mart, jadi kamu ga perlu takut kelaparan yaa..
Rendang for lyfe~


Baca juga: Penitipan Koper di Stasiun Shinjuku

2. APA Hotel Higashi-Shinjuku-Kabukicho (8/10)
Walaupun menginap disini 2 malam, tapi gw merasa lebih nyaman di APA Tower yaa, lagi-lagi karena onsen. Jarak dari APA Tower kesini sekitar 10 menit kalau jalan kaki, dan sepertinya jaringan APA Hotel ini emang ada di seluruh penjuru yaa, ada aja gitu di pojokan jalan APA Hotel seperti nemu Indomart dan Alfamart di Jakarta~
Bahkan di sebelah hotel ini cuma kepisah jalan aja tapi masih sederetan udah ada hotel APA juga cuma namanya beda-beda dikit. Hotelnya dari segi fasilitas sama dengan APA Tower, dari segi lokasi di pinggir jalan besar dan dekat juga dengan minimarket, cuma harus nyebrang jalan besar yaa. Untuk stasiun terdekat di stasiun Shinjuku-Nishiguchi. Dikarenakan fasilitas dan lainnya sama jadi ga akan dibahas panjang yaa..
Disini bisa nitip koper dulu, jadi misalnya nyampe sini sebelum waktu check in, kalian bisa lapor ke resepsionis dan tunjukan kertas reservasi beserta passport yaa nanti kopernya di tinggal di lobby hotel nanti di kasih kertas kode penitipan gitu, jadi pas nyampe malam dan sudah bisa langsung check in tinggal bilang sama petugas mau ambil koper sambil menyerahkan bukti kepemilikan tas yaa.. Tapi perorang ada batasannya hanya boleh 2 koper, secara lobby nya ga begitu besar dan sepertinya tamu lainnya sama kaya kita gitu, titip koper kemudian cuss jalan-jalan..
Cemilan yang paling enak buat menghangatkan badan, Pop Mie dan susu jahe sachet :D

3. E-Hotel Higashi Shinjuku (9/10)

Hotel yang paling love lah, super strategis karena di sebelahnya persis pintu menuju bawah tanah stasiun Higashi Shinjuku (jarak 2 stasiun dari stasiun besar Shinjuku) lokasi diperempatan jalan dengan view lalu lalang jalan kota Tokyo dan di sekitarnya banyak restoran seperti curry, McD dan Pepper Lunch.

Jadi, kalau dari luar ketika masuk bangunan hotel ini tuh cuma ada lift aja, trus naik ke lantai 2 baru deh ada lobby. Jadi semua akses lift menuju kamar mulainya dari lantai 2 yaa.

Patung kucing khas Jepang di meja lobby, mukanya ngeselin yaa..

Dikarenakan kemarin lagi musim awal Corona jadi petugasnya pada pakai masker dan sudah ada surat pemberitahuan, agar para tamu maklum. 

Walaupun pakai masker, petugas disini baik dan sigap banget ketika di minta bantuan dan mau berusaha berkomunikasi dengan bahasa Inggris, dengan bantuan Google Translate, tentunya. Jadi ketika malam hari sepulang makan malam, modem wifi kami tertinggal di taksi dan pihak hotel membantu untuk menghubungi perusahaan taksi tersebut dan bapak taksi mau mengantarkan secara cuma-cuma tapi besok paginya, karena besok pagi kita harus ke bandara akhirnya dibantu nego bapaknya mau anter tengah malam loh, dengan biaya 1.000 yen, baik banget yaaa :')

Tapi walaupun deket karena kita males beberapa kali dari stasiun Shinjuku naik taksi ke hotel ini sekitar 1200 yen, cukup terjangkau daripada geret-geret koper naik tangga dari stasiun bawah tanah (kondisi ketika lagi bawa koper banyak ya dan tujuannya langsung ke stasiun Shinjuku seperti mau ke bandara, tapi kalau cuma jalan-jalan biasa enak banget sebelah langsung stasiun)

View dari kamar <3

Dari ketiganya sama kelasnya yaa termasuk hotel bintang 3-4 lah untuk ukuran Jepang. Kamar hotel di Jepang, walaupun mahal jangan kira akan besar seperti hotel dengan harga yang sama di Indonesia yaa. Hotel disini ruangannya berukuran kecil tapi nyaman kasur empuk dan ada TV LCD yang cukup besar, free Wifi dan pastinya di setiap kamar ada bath tub untuk berendam.

Peeper Lunch sebrang hotel, buka sampai pukul 25.00 ??

Cukup sekian review hotel yang kurang lengkap sepertinya, ga foto interior hotelnya, maapin,, Foto-foto interior maupun bangunan bisa lihat aja di aplikasi tiket-tiket-an itu yaaa, yang penting kan experience-nya :)

Akhir kata, kalau balik lagi gw mau nginep lagi di APA Tower dan E-Hotel Shinjuku :)

Baca juga: Jalan-jalan di Shinjuku

Selasa, 12 Mei 2020

JALAN-JALAN DI SHINJUKU


Setelah landing di Haneda, tujuan utama kami langsung menuju ke APA Tower Hotel Shinjuku.

Suasana jalan kaki di Shinjuku di pagi hari

Seminggu di Jepang kami memang sengaja mencari penginapan di daerah Shinjuku dengan pertimbangan:
1. Banyak tempat main
2. Aksesnya mudah 
3. Cari hotel dengan jarak dekat dari stasiun (bisa lihat di review orang lain yaa ketika ingin booking)

Tapi jangan di ikutin yaa, ini konyol sumpah, enaknya bisa bandingin hotel haha,,
Alhamdulillah semuanya ga zonk, cuma rempong packing-unpacking aja :D
Baca: Review Hotel di Shinjuku


Dari bandara Haneda menuju Shinjuku Station bisa dengan menggunakan moda transportasi umum bus dan kereta. Kalau bus bisa pesan dahulu pakai aplikasi Klook (ga di endorse yaa) maupun datang langsung. Tapi kami memilih menggunakan kereta (JR Keikyu Line)


Setelah istirahat sebentar di hotel kami memutuskan explore Shinjuku di malam hari sambil cari makan malam halal. Setelah kenyang makan kami pun cukup amazing yaaa melihat peradaban malam di Shinjuku persis seperti yang pernah lihat di komik maupun acara tv. Banyak pejalan kaki dengan gedung-gedung tinggi dan pertokoan. Di pinggir jalan yang banyak gedung perkantoran banyak para pekerja yang baru pulang kerja, dan semua memakai pakaian musim dingin yang fashionable, berasa lihat street fashion show. Malam menunjukkan suhu 6-7 derajat, suhu yang cukup mengigit tulang untuk kami anak tropis, kami sengaja jalan-jalan tak menentu arah sambil membiarkan tubuh beradaptasi dengan cuaca sekitar, kadang kalau ga kuat lari-lari kecil sambil loncat-loncat karena kalau diam akan terasa dingin, apalagi desiran angin semakin membuat mengigil.


Di daerah sekitar hotel kami menginap banyak pertokoaan yang menjual mainan, makanan dan baju. Family mart maupun Sevel banyak diujung jalan, jadi kalian ga perlu takut kelaperan hehe.. Kami pun menyetok cemilan dan minuman untuk di hotel. Sampai hotel tinggal onsen kemudian istirahat.


Pagi hari kami bangun jam 7 dan melihat suasana sekitar hotel masih sepi yaa dan terkaget karena notif di HP ada gempa, pantesan ada bunyi sirine dari malam kirain itu bunyi ambulans ternyata alarm gempa dan kita ga paham yauda tetap tidur. Kalau lihat dari notif HP gempa 5 SR tapi ga terlalu berasa untuk kami, tidur lagi, masih capek hahaha..


Setelah sarapan dan check out untuk pindah ke hotel APA Hotel Higashi Kabukicho Shinjuku, kami jalan kaki mengelilingi kota dengan jalan kaki sambil menuju stasiun Shinjuku.


Di pinggir jalan banyak toko pernak pernik atas rekomendasi kawan akhirnya membeli koyo baju yang katanya bisa hangat, yaa lumayan membantu walau ga terlalu hangat, di toko ini juga banyak benda-benda ajaib ala Jepang (ga kefoto tapi) :D


Di daerah Shinjuku ini banyak toko-toko yang menjual kosmetik Korea, K-pop dan pernak pernik Korea lainnya. Dikarenakan kami bukan fans Korea jadi kami better cari cemilan saja.


Sebenarnya kalau dari itin ada beberapa tempat wisata dan taman daerah sini yang bisa di kunjungi namun karena kami mengejar waktu ke Shibuya jadi yaa kita cuma jajan-jajan aja daerah sini. Yaa memang ga banyak yang di explore di Shinjuku. Tapi daerah sini memang paling strategis untuk menginap yaa..


MENYIMPAN KOPER DI SHINJUKU STATION:
Buat kalian yang butuh tempat penyimpanan koper, di stasiun Shinjuku ada di lantai 1 yaaa dekat pintu masuk namun lacinya disini sedikit kalau mau lebih banyak jalan lagi sedikit ga jauh dari situ ada eskalator menuju bawah nah turun nanti langsung keliatan kok tempat penyimpanan koper. Untuk biaya tergantung besar kecilnya koper. Untuk koper ukuran 24 inch biaya 700 yen per hari (24 jam) yaa dan langsung bayar di mesin tersebut. Info lebih lanjut baca di sini yaa..

Untuk kamu yang merokok, jangan merokok sembarangan yaa di beberapa sudut jalan sudah di sediakan smoking area ya.

Tentnuya di setiap sudut kota Shinjuku ini berasa Instagram-able kalau buat foto-foto, foto pinggir jalan aja berasa udah cakep dan pemandangannya juga warga Tokyo keren-keren selera berpakainnya :D