Jumat, 15 Desember 2017

Comeback to Lombok, Halo Bukit Merese..

22 November 2017

Belum sempet menyelesaikan postingan tentang Gili Trawangan di postingan lampau, Alhamdulillah, maha suci Allah akhirnya bisa balik kesini lagi hehhe.. 
Kalau pertama kali ke Lombok kemaren itu Januari 2015 bareng temen-temen sepermainan skr balik lg kesini sama rekan kerja.

Jadi dari pertengahan tahun itu kita voting, mau outing 2017 kemana, pilihannya: Lombok, Belitung aau Malang. Secara gue udah pernah semuanya, tapi Lombok emang yang paling ngangenin hehe.. Yauda akhirnya Lombok pun menang mutlak menjadi tujuan outing tahun ini..

Jadi berangkat itu Rabu, 22 November 2017, penerbangan yang jam 5 pagi dari bandara Halim Perdanakusumah bikin gw bangun dini hari. Mana baru pertama kali penerbangan dari sini, agak bingung juga tengah malam buta gitu naik transportasi apaan, mau naik taksi online khawatir jam segitu susah nan rempong, akhirnya dari satu hari sebelumnya gw reservasi taksi Blue Bird buat kerumah jam 3 pagi. Perjalanan dari Depok ke Halim cuma 50 menitan dan argo cuma 125 ribu.

Agak excited yaa flight dari Halim, secara baru pertama kali jadi berasa norak aja belum tau selahnya hahaha, beda sama Soetta. Dan view yg terlihat setelah take off itu langsung ada Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Pangrango, pokoknya gunung di Bogor deh (kayanya yaaa..)



Subhanallah bagus bgt, secara kalau dari Soetta agak beda ya pemandangannya, namun di karenakan rasa kantuk yg melanda, akhirnya gw ketiduran dan bangun-bangun pemandangan khas Lombok yang kurindukan akhirnya terlihat lagi, bukit dan sawah terhampar luaaaaas bagai permadani Hijauuu, unchh..


Bedanya kalau dulu kesini sama teman-teman kita semuanya sendiri yaa skr sama rombongan kantor kita pakai jasa travel jadi semua aktivitas selama disana udah on schedule, hmm baiklah~
Dikarenakan pada lapar belum sarapan, akhirnya kita makan pagi di Restoran Balap Puyung di Lombok Tengah. Jadi disini menu makanannya Nasi Campur khas Lombok gitu yang terdiri dari ayam kampung goreng, serundeng, kedelai goreng dan ayam suwir jangan lupa pake sambel yg pedesnya nyelekit banget tp bikin seger dan mata melek yg masih setengah nyawa karena masih ngantuk hehe.. 



Nasi campur Balap Puyuh

Jadi restoran ini tuh ada di pinggir jalan, dan di sekitarnya itu banyak sawah, viewnya segeeeeeeeeeeeeeer bgt, ada sawah ada gunung dan langit biru.. Subhanallah..



Perjalanan di lanjutkan ke Desa Adat Sasak Ende untuk wisata budaya, melihat keariefan kehidupan masyarakat lokal dan nonton pertunjukan seni tarian Pemanggil Hujan (lupa pastinya namanya apa, hehe..) dari guide-nya diceritakan juga tentang cerita rakyat masyarakat setempat dan arsitektur rumah adat dan lumbung padi disitu..




Perut kenyang trus kita lanjut ke kawasan pantai Kuta Mandalika dan pantai Tanjung Aan sekitar 1-1,5 jam dari bandara, dari sini kita trekking sebentar ke Bukit Merese



Menuju ke puncak bukit ini cuma denganberjalankaki agak mendaki selama 15 menit kok, tapi harus hati-hati ya karena banyak ranjau darat disana hehehe.. Banyak kotoran sapi, karena di ujung puncak bukit banyak kawanan sapi lagi merumput. Ketika sampai di atas, lelah nan panas hilang sudah, karena pas bgt itu kita kala Dzuhur nyampe sana, matahari lagi hot-hot-nya. Tapi terbayar lunas. Pemandangan menakjubkan laut dengan gradasi hijau toska, biru muda sampai biru tua dan pasir putih terbentang luas di depan mata..







Agak jalan keatas dikit, ada spot foto yang kalau foto itu view-nya serasalagi di pulau Padar, Komodo hehehe.. Bisa dilihat dari foto-foto ini ya,asli foto nipu, bagusan aslinya :)





Jadi di Bukit Merese itu hamparan luas rumput hijau dan laut ga ada pohon,tapi di pojokan ada pohon berdiri sendirian, katanya sih ada yang bilang ini pohon jomblo, pohon jodoh bahkan pohon cinta. Apapun namanya mungkin bisa di analogikan kesini jomblo, trus jatuh cinta, trus jadi jodoh kali yaa hhaa.. Jadi katanya sih ini pohon buatan yg sengaja di tanam untuk syuting suatu film gitu, tapi sampai sekarang dia masih betah berdiri sendirian disitu danjadi spot foto yang Instagram-able, hehe..




Setelah makan siang di Pantai Kuta, perjalanan dilanjutkan ke daerah Desa Suranadi, Lombok Barat untuk river tubing.Perjalanan cukup jauh sekitar 2 jam dan sampai disana sekitar jam16.30. Ketika sampai disana dan memakai safety guard akhirnya kita river tubing selama 1 jam atau katanya sejauh 4 km. 




Ini pengalaman pertama gw, dan agak parno sih.. Tapi ya pesan moral nya nih, kan 1 org itu 1 ban yaa, dan untuk menolong diri sendiri yaaa emg cuma lo sendiri. Dalam suatu track beberapa menit gw tuh bener-bener sendirian, ketinggalan cukup jauh dari org di depan gw, dan di belakang pun jaraknyajah,maua airnya lumayan deres nan gerimis, cuma bisa istighfar dan menyebutkan asma Allah ketika terjadi benturan ke batu kali ataupun tebing, dan setelah menyebut nama Allah, nama kedua yang kesebut adalah "Mama.. takut" hahahhaha..


0 comments:

Posting Komentar