Senin, 04 Mei 2020

Cek Virus Corona, Pilih Rapid Test atau PCR Test yaa?


Sumber gambar di sini

Semenjak di belahan dunia ini hadir Virus Corona atau dikenal juga dengan nama Covid-19, dunia terasa berubah yaa.. Ketika kehadirannya di luar negeri, kita orang di Indonesia masih biasa saja ga terlalu takut, termasuk aku sih yang awal masa pandemi Corona masih berani ke Jepang padahal saat itu sudah sekitar empat kasus kematian di sana, kami memantau via internet maupun web embassy Indonesia di Jepang. Kehidupan sudah mulai waspada di Indonesia. Namun, ketika sudah terkonfirmasi ada pasien positif asal Depok pada 2 Maret 2020, hidup mulai panik. Masker, vitamin dan hand sanitizer pun mendadak langka dan harganya melambung tinggi. 

Puncaknya di pertengahan Maret akhirnya diberlakukan kebijakan untuk Work From Home (WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua orang menjaga jarak baik social distancing, physical distancing bahkan heart distancing (haduh ini sebenernya ga masuk program pemerintah sih, haha..) Dan setiap orang pun menjaga jarak dan saling curiga dengan orang lain apakah orang ini terjangkit Corona? Keluhan psikosomatik pun mulai ada, semua cemas..

Untuk mengetahui apakah seseorang terindikasi Covid-19 ada beberapa pilihan test yang dapat dilakukan, diantaranya yang sering dibicarakan yaitu Rapid Test dan PCR Test. Namun, terkadang kita masih bingung apa bedanya, yuk coba sini aku bantu jelaskan yaa..

Rapid Test
Rapid test ini sampelnya darah, jadi prosesnya seperti kalian cek gula darah sewaktu, yang ujung jari kalian di cetekin jarum trus berdarah, nah darahnya ini buat diambil sampelnya kemudian di masukan ke alat rapid test, persis seperti test pack kehamilan hanya beda sampel. Rapid test mendeteksi antibodi yang diciptakan tubuh untuk melawan virus. Jadi ketika sudah ada virus maka antibodi/kekebalan tubuh (identifikasi IgM dan IgG) akan bereaksi.

Hasil dari rapit test ini cukup cepat hanya dalam hitungan menit saja. Jika hasil rapid test negatif baiknya dilakukan pengulangan dalam waktu 7-10 hari setelah test pertama. Namun jika hasil positif harus dilakukan validasi lagi dengan PCR Test/swab tenggorokan. Keakuratan perangkat rapid test ini tergantung merk dan jenis alat yang digunakan biasanya ada performance characteristic tiap merk pada kemasannya.

Akhir bulan April lalu, Alhamdulillah berkesempatan nyobain drive thru rapid test, prosedurnya seperti beli makanan drive thru di McD loh dan pastinya aman karena kita tidak kontak dengan pasien lainnya maupun petugas, tetap aman di dalam kendaraan. Hasil test nanti bisa dilihat melalui aplikasi beberapa menit kemudian. Walaupun rapid test tidak seakurat PCR, tapi yaa lumayan mengurangi kecemasan atau psikosomatik :)

PCR Test
Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) Test atau swab tenggorok digunakan untuk memeriksa genetik (DNA dan RNA) virus tertentu dan memliki sensitivitas yang lebih tinggi daripada rapid test untuk mendeteksi Covid-19. Pengambilan sampel PCR test ini mengambil sampel lendir di hidung dan/atau tenggorokan kita kemudian diukur dengan alat PCR. Pemeriksaan melalui swab dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis karena virus Covid-19 akan menempel di tenggorokan ketika masuk ke dalam tubuh manusia. Namun test PCR biasanya berbiaya lebih mahal,  membutuhkan waktu beberapa hari dan belum banyak laboratorium di Indonesia yang mempunyai layanan ini.

Untuk lebih jelasnya perbedaan dapat melihat tabel di bawah ini yaa..

Menurutku, pengobatan Covid-19 ini seperti self healing, Semua balik ke diri kita, selain harus menjaga kebersihan tubuh dan rajin cuci tangan (untuk orang yang udah biasa melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat/PHBS pasti ini tidak terlalu sulit karena tinggal melanjutkan kebiasaan), batin dan mental kita juga harus sehat dan tetap menjaga kewarasan kita (mental health). Karena dari jiwa yang sehat akan berdampak ke imun tubuh akan menjadi bagus. Kalau imun tubuh bagus virus-virus akan kalah dan dapat sembuh sendiri. Dan sampai blog ini ditulis, belum ditemukan obat maupun vaksin untuk Covid-19, ketika perawatan di RS hanya mengobati gejalanya saja bukan langsung ke penyakitnya. Jadi, jangan lupa bahagia yaa.. Fokus sama diri kita, jika ada hal-hal yang membuat mental drop dikurangi dulu interaksinya. Pengalaman pribadi aku yaaa, lebih baik cari konten sosmed yang lucu dan receh atau resep masakan daripada nonton berita tentang Covid, tapi harus tetap waspada. Ini menurutku loh yaaa, hehe..


Jika kamu membutuhkan pemeriksaan rapid test maupun PCR baik untuk perseorangan maupun korporasi, bisa aku bantu ya, sila kontak melalui Line maupun chat WA yah.. Thank you!

Referensi:
This entry was posted in

0 comments:

Posting Komentar